
LIGA.ID – Ketika Antonio Conte resmi ditunjuk sebagai pelatih Napoli di awal musim 2024/25, banyak yang bertanya-tanya: bisakah pelatih berapi-api ini mengangkat tim yang musim lalu hanya finis di posisi ke-10? Kini, pertanyaan itu telah terjawab dengan satu kata: juara.
Conte kembali membuktikan magisnya di Serie A. Pada Minggu malam, 11 Mei 2025, Napoli menundukkan Cagliari 2-0 di Stadion Diego Armando Maradona. Kemenangan ini bukan hanya tiga poin biasa, tapi juga memastikan Scudetto keempat sepanjang sejarah klub. Dan bagi Conte, ini adalah gelar Serie A keempatnya, dengan klub ketiga berbeda—setelah Juventus dan Inter Milan.
Misi Sulit yang Jadi Kenyataan
Musim panas 2024, Napoli berada dalam kondisi tidak ideal. Setelah gagal total di musim sebelumnya dan ditinggal sejumlah pemain kunci, banyak yang memprediksi mereka akan kesulitan bersaing, apalagi dengan kehadiran Inter, Juventus, dan Milan yang sedang kuat-kuatnya.
Namun, bagi Conte, tekanan adalah bahan bakar. Ia menerima tantangan itu dengan satu tujuan: menjadikan Napoli juara lagi, dan melakukannya dengan cara yang disiplin, agresif, dan penuh determinasi.
“Ketika saya datang ke sini, saya tahu ini bukan pekerjaan mudah. Tapi saya juga tahu, ini klub dengan semangat yang luar biasa. Kami bangun ulang tim ini dengan fondasi yang kuat: kerja keras, organisasi, dan rasa lapar akan kemenangan,” ujar Conte dalam konferensi pers setelah laga melawan Cagliari.
McTominay dan Lukaku: Simbol Revolusi Conte
Dalam laga penentu, dua pemain yang dibawa langsung oleh Conte menjadi penentu kemenangan: Scott McTominay mencetak gol pertama di menit ke-42, lalu Romelu Lukaku menambah gol kedua di menit ke-63. Keduanya adalah wajah dari proyek Conte: pemain-pemain yang dianggap surplus di klub lama, namun dibangkitkan kembali di bawah asuhan sang pelatih asal Italia.
McTominay, yang ditebus dari Manchester United, menjelma jadi mesin lini tengah Napoli dengan 11 gol musim ini. Sedangkan Lukaku, yang sempat disebut habis, kembali menemukan ketajamannya di Naples.
“Saya percaya pada pemain yang punya karakter. Bukan hanya teknik, tapi mentalitas. McTominay dan Lukaku adalah contoh nyata. Mereka bekerja keras setiap hari, dan mereka berjuang untuk lambang di dada mereka,” ucap Conte.
Disiplin Taktis: DNA Conte yang Berhasil
Napoli di bawah Conte sangat berbeda dari versi musim lalu yang inkonsisten. Mereka bukan hanya solid di lini belakang, tapi juga efektif di depan. Dalam 38 laga Serie A musim ini, Napoli hanya kebobolan 27 gol—terbaik di liga—dan mencetak 67 gol.
Formasi 3-5-2 ala Conte kembali jadi senjata utama. Ia berhasil menanamkan struktur permainan yang rapi, intensitas tinggi, serta pressing agresif yang membuat lawan sulit berkembang. Hasilnya, Napoli hanya kalah 4 kali sepanjang musim, dan tak terkalahkan di kandang dalam 15 pertandingan terakhir.
“Semua kemenangan ini datang dari kerja kolektif. Tidak ada bintang tunggal di sistem saya. Setiap pemain tahu perannya. Kami bukan tim yang hanya mengandalkan satu atau dua nama,” tegas Conte.
Menaklukkan Serie A Sekali Lagi
Dengan gelar ini, Antonio Conte mencatat rekor sebagai pelatih yang menjuarai Serie A bersama tiga klub berbeda: Juventus (tiga kali), Inter (sekali), dan kini Napoli (sekali). Ia menjadi pelatih pertama dalam sejarah Italia yang bisa melakukan itu dalam satu dekade terakhir.
Namun, Conte tidak ingin membicarakan soal dirinya. Fokusnya tetap pada tim dan para pemainnya.
“Scudetto ini adalah milik para pemain, staf, suporter, dan seluruh kota Napoli. Ini adalah hasil dari perjalanan panjang, bukan hanya satu musim. Saya hanya bagian dari proses itu,” katanya merendah.
Balas Dendam Manis Setelah Gagal di Inter
Kemenangan ini juga terasa personal. Setelah membawa Inter juara Serie A musim 2020/21, Conte hengkang karena konflik dengan manajemen. Ia sempat menganggur, lalu mengalami masa naik-turun di Tottenham Hotspur. Kini, ia kembali ke Serie A dan mengalahkan mantan klubnya di persaingan gelar—dengan selisih satu poin saja.
“Inter adalah masa lalu. Saya menghormati semua klub yang pernah saya latih. Tapi malam ini adalah tentang Napoli. Kami layak merayakan ini,” ucapnya diplomatis.
Apa Selanjutnya untuk Conte dan Napoli?
Meski sukses menjuarai liga, Conte belum puas. Ia sudah memberi sinyal akan terus membangun Napoli agar lebih kompetitif, terutama di Liga Champions musim depan.
“Kemenangan ini bukan akhir. Ini awal dari era baru. Napoli harus jadi kekuatan yang konsisten di Eropa. Kami akan bekerja keras untuk membawa klub ini lebih jauh lagi,” tutupnya.
Conte, Sang Arsitek Kejayaan Napoli
Antonio Conte telah mengubah Napoli dari tim yang terlupakan menjadi raja Serie A dalam waktu kurang dari satu tahun. Dengan gaya kepemimpinan yang keras namun efektif, Conte menyatukan tim, membangkitkan pemain-pemain yang diremehkan, dan menanamkan mental juara di ruang ganti.
Gelar ini bukan hanya milik Napoli, tapi juga menjadi bukti bahwa Antonio Conte masih salah satu pelatih terbaik di dunia. Di bawah teriknya matahari Napoli dan gemuruh para tifosi, Conte kembali menunjukkan bahwa di setiap langkahnya—trofi selalu mengikutinya.