
LIGA.ID – Pertandingan persahabatan antara Augsburg vs Crystal Palace menyajikan tontonan menarik, terutama dari statistik yang tersaji di babak pertama. Meskipun skornya menunjukkan laga yang ketat, data pertandingan mengungkapkan bagaimana efektivitas dan serangan cepat menjadi kunci utama bagi tim asuhan Oliver Glasner.
Gol tunggal yang dicetak oleh Jean-Philippe Mateta pada menit ke-39 menjadi bukti dari strategi yang terukur. Meskipun Augsburg menguasai bola lebih banyak, Crystal Palace justru lebih klinis dalam memanfaatkan setiap peluang. Mari kita bedah data statistik babak pertama:
Statistik | Augsburg | Crystal Palace |
Skor | 0 | 1 |
Shots | 1 | 6 |
Shots on Target | 1 | 3 |
Possession | 52% | 48% |
Passes | 210 | 198 |
Pass Accuracy | 80% | 80% |
Fouls | 7 | 12 |
Yellow cards | 1 | 0 |
Red cards | 0 | 0 |
Offsides | 1 | 1 |
Corners | 0 | 2 |
Dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa Crystal Palace berhasil melepaskan 6 tembakan, jauh lebih banyak dibandingkan Augsburg yang hanya 1. Dari tembakan-tembakan tersebut, 3 di antaranya berhasil mengarah ke gawang, sementara Augsburg hanya memiliki 1 tembakan tepat sasaran. Fakta ini menjadi alasan utama terciptanya gol tunggal Mateta.
Menariknya, Augsburg sebenarnya lebih unggul dalam penguasaan bola dengan persentase 52% dan jumlah umpan yang lebih banyak. Hal ini mengindikasikan bahwa Augsburg berupaya membangun serangan dari belakang dan mengendalikan tempo permainan, namun kurang efektif dalam menembus pertahanan lawan dan menciptakan peluang berbahaya. Di sisi lain, Crystal Palace bermain lebih pragmatis dan memanfaatkan serangan balik cepat untuk menekan pertahanan Augsburg. Intensitas fisik yang tinggi juga terlihat dari 12 pelanggaran yang dilakukan oleh para pemain Palace.
Secara keseluruhan, babak pertama membuktikan bahwa Crystal Palace berhasil menerapkan strategi yang lebih efektif. Mereka berhasil memaksimalkan setiap peluang yang ada dan mengubahnya menjadi gol, meskipun tidak mendominasi penguasaan bola. Sebuah pelajaran berharga bahwa efisiensi serangan seringkali lebih penting daripada sekadar dominasi bola.