LIGA.ID – Inter Milan akan tampil beda saat menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) dalam final Liga Champions 2025 yang digelar di Allianz Arena, Munchen, pada Sabtu malam waktu setempat atau Minggu dini hari WIB.
Tim asuhan Simone Inzaghi memilih mengenakan jersey ketiga berwarna kuning emas, lengkap dengan celana pendek hitam.
Jersey Kuning Emas Jadi Pilihan Unik Inter di Final
Sepanjang sejarahnya di Liga Champions, Inter Milan sudah enam kali tampil di partai final sejak yang pertama pada tahun 1964. Namun, ini adalah pertama kalinya mereka memakai jersey ketiga dalam laga final.
Keputusan ini dipengaruhi oleh status PSG sebagai tuan rumah nominal dalam pertandingan final.
Dengan begitu, PSG berhak menggunakan seragam utama mereka, yaitu kaus dan celana berwarna biru tua dengan garis putih-merah di bagian tengah.
Karena warna jersey utama PSG memiliki kemiripan dengan seragam klasik Inter yang bergaris biru-hitam, maka Inter tak bisa mengenakan kostum ikoniknya tersebut.
Tak Pilih Jersey Kedua, Inter Andalkan “Jersey Hoki”
Alih-alih mengenakan jersey kedua mereka yang berwarna putih dengan aksen biru, Inter justru memilih memakai jersey ketiga yang didominasi warna kuning emas dengan detail hitam.
Pilihan ini diyakini tak lepas dari unsur kepercayaan atau “hoki”.
Dalam perjalanan Inter di Liga Champions musim ini, jersey kuning emas tersebut terbukti membawa keberuntungan:
- Inter menang 1-0 atas Sparta Praha (Januari 2025)
- Inter menang 2-0 atas Feyenoord di leg pertama babak 16 besar (Maret 2025)
Sebaliknya, satu-satunya kekalahan Inter di kompetisi ini musim 2024/2025 terjadi ketika mereka mengenakan jersey putih, saat kalah dari Bayer Leverkusen pada Desember 2024.
Momentum Bersejarah dan Pilihan Kostum yang Penuh Makna
Pilihan kostum ini memberi warna tersendiri dalam perjalanan Inter menuju final. Bukan hanya karena unik dan belum pernah digunakan di final sebelumnya, tapi juga karena dipenuhi makna simbolis dan psikologis.
Jersey ini seolah menjadi simbol kepercayaan dan harapan Inter untuk kembali meraih trofi Liga Champions keempat mereka, setelah terakhir kali meraihnya pada tahun 2010.