LIGA.ID – Di tengah gegap gempita Stadion Diego Armando Maradona, seorang pemain berdiri dengan kepala tegak, penuh emosi dan kebanggaan: Scott McTominay. Golnya ke-11 musim ini bukan sekadar angka, tapi penanda penting dalam perjalanan luar biasa sang gelandang asal Skotlandia—yang kini menulis babak baru dalam kariernya, jauh dari Manchester.
Dalam laga pamungkas Serie A 2024/25, Napoli sukses mengalahkan Cagliari 2-0 dan memastikan diri meraih Scudetto keempat dalam sejarah klub. McTominay membuka skor di menit ke-42 lewat sebuah penyelesaian brilian, sebelum Romelu Lukaku menggandakan keunggulan di babak kedua. Namun sorotan tertuju pada mantan punggawa Manchester United yang kini menjadi pahlawan di kota Naples.
Dari Teater Mimpi ke Mimpi Italia
Hanya satu musim berseragam Napoli, namun McTominay telah menjelma menjadi sosok kunci dalam skuat asuhan Antonio Conte. Ketika direkrut dari Manchester United pada awal musim ini, banyak yang meragukan apakah McTominay bisa beradaptasi dengan gaya permainan Serie A. Tapi justru di Italia, dia menemukan kembali versi terbaiknya.
“Saya hanya ingin bermain sepak bola dan merasa dibutuhkan,” ujar McTominay dalam wawancara usai pertandingan. “Hari ini, saya tidak hanya mencetak gol. Saya mewujudkan mimpi yang dulu terasa jauh ketika masih mengenakan seragam merah di Old Trafford.”
Peran Sentral di Tengah Lapangan
Musim ini, McTominay tampil luar biasa bersama Napoli. Ia menjadi motor lini tengah yang tak kenal lelah—bertahan, menyerang, bahkan mencetak gol secara konsisten. Dalam laga penentuan melawan Cagliari, ia mencatatkan kontribusi vital dengan membuka keunggulan lewat sepakan voli spektakuler setelah menerima umpan dari Matteo Politano.
Gol itu menjadi simbol perjuangan pribadi sang gelandang, yang sempat dianggap surplus oleh manajemen Manchester United. Kini, di bawah Conte, ia justru menjadi pusat strategi—pemain yang mampu mengendalikan tempo, melindungi lini belakang, sekaligus jadi ancaman di kotak penalti lawan.
Juara Italia di Musim Pertama
Napoli memenangkan Scudetto dengan keunggulan satu poin atas Inter Milan. Yang lebih menarik, mereka melakukannya setelah musim lalu finis di posisi 10 besar. Ini menjadikan mereka sebagai tim pertama di era Serie A 20 tim yang menjuarai liga setelah finish di posisi ke-10 atau lebih buruk di musim sebelumnya.
“Tak ada yang menyangka kami akan juara. Tapi kami percaya satu sama lain. Kami bekerja keras setiap hari, dan sekarang kami menuai hasilnya,” kata McTominay sambil memegang trofi Scudetto.
Sentilan Halus untuk Manchester United?
Bagi sebagian penggemar Manchester United, performa McTominay di Napoli adalah pengingat pahit. Pemain yang sering dianggap ‘biasa saja’ di Old Trafford, kini justru bersinar di panggung yang berbeda.
“Manchester United adalah bagian penting dalam hidup saya, saya tidak pernah menyesal. Tapi kadang, Anda perlu pergi untuk berkembang. Di sini, saya belajar jadi lebih matang, lebih bertanggung jawab, dan saya sangat menikmati sepak bola saya lagi,” ucapnya.
Kesuksesan Bersama Conte
Kemenangan ini juga menjadi catatan manis bagi Antonio Conte, yang sukses menjuarai Serie A dengan tiga klub berbeda: Juventus, Inter Milan, dan kini Napoli. Namun salah satu bintang utama musim ini adalah McTominay, yang mencetak 11 gol dari lini tengah—rekor pribadi terbaik sepanjang kariernya.
Dalam 38 pertandingan Serie A musim ini, McTominay menjadi starter di 32 laga dan hanya absen karena rotasi. Catatan statistik menunjukkan pengaruhnya bukan hanya dalam hal gol, tetapi juga jumlah intersep, umpan progresif, dan kehadiran fisik di lini tengah.